Show Mobile Navigation

Rabu, 30 Januari 2013

, ,

Agus Gumiwang. Pemerintah Diminta Jangan Bebaskan Wildan

Unknown - 02.37

Nama Wildan Yani Ashari kini mendadak terkenal. Sang peretas situs Presiden SBY yang dibekuk Tim Cyber Crime Mabes Polri kini manjadi buah bibir di kalangan media online. Beberapa waktu yang lalu frontpage nya berubah tampilan dengan tulisan "Jember Hacker Team". 

Atas perbuatannya meretas website orang nomor satu di Republik Indonesia yang beralamatkan presidensby.info, Wildan dikenakan sanksi kurungan selama 12 Tahun dan denda 12 Miliyar Rupiah (baca juga ini). Tahukan kalian bahwa sang pemuda yang berhasil meretas situs pemerintah tersebut dilakukan oleh seorang pemuda asal Jember, Jawa Timur yang hanya lulusan SMK.

Pemerintah Diminta Jangan Bebaskan Wildan
Seorang wakil ketua Komisi I DPR dario fraksi Golkar, Agus Gumiwang mengatakan bahwa tindakan pemerintah untuk menangkap sang peretas laman website presiden adalah tindakan yang tepat, bahkan pihaknya meminta pemerintah jangan sampai mengabulkan permintaan untuk membebaskan Wildan.

"Pemerintah tidak perlu gentar dan jangan mengabulkan permintaan untuk membebaskan Wildan", kata Agus di Gedung DPR, Jakarta (30/1/2013).

"Ini disebut cyber war. Ini bisa mengganggu martabat dan kedaulatan bangsa, kalau kita kalah dalam cyber war", imbuhnya.

Menurut informasi dari Dirut II Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Arif Sulistyo mengatakan bahwa, Wildan bekerja pada sebuah CV bernama CV Suryatama di kota Jember, Jawa Timur. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang pelayanan warung telekomunikasi atau Warnet, menjual berbagai sparepart komputer dan software.

Dalam penangkapan Wildan ini, Polisi mengamankan barang bukti berupa dua unit CPU, dan sekarang Wildan sedang mendekam di rumah tahanan Bareskrim untuk mepertanggung jawabkan aksinya tersebut.

Apa Kata Pengelola Situs presidensby.info?
Dalam kasus hacking yang dilakukan oleh Wildan, ternyata menuai penuturan dari I Made Wiryana, sang empu dari website presidensby.info. I Made adalah seorang pakar telematika di Universitas Gunadharma. Menurut penjelasan dari I Made, website presiden tersebut sebenarnya bukan diretas, akan tetapi DNS-nya sajalah yang dialihkan.

I Made Wiryana
"Sebetulnya, situs tidak pernah di-hack, tetapi DNS-nya yang diubah oleh si pelaku", ujar I Made seperti yang dikutip dari OkeZone.com (29/1/2013) via telfon.

Menurut penjelasan lagi dari sang empu, website dengan domain .info berbeda dengan website pemerintahan lainnya seperti halnya .go.id dan bahkan domain-domain untuk akademisi seperti .sch.id atau ac.id. Menurut keterangan dari I Made, kerentanan terhadap serangan maupun pengalihan DNS lebih mungkin dilakukan sebab DNS .info bukanlah DNS yang berbasis di Indonesia, akan tetapi di luar Indonesia.

Jika situs presidensby.info sudah susah ditangani dengan sebab pengalihan DNS, maka situs tersebut bisa normal kembali dengan menghubungi perusahaan penyedia layanan DNS .info yang berada di Kanada.
Domain pemerintah seperti .go.id cenderung aman dari serangan-serangan atau pengalihan Domain Name Server (DNS), karena DNS tersebut memang dikelola dan berasal dari Indonesia, sehingga bila terjadi sesuatu misalnya pengalihan DNS, maka penanganan dilakukan perbaikan dan bahkan penelusurannya dapat segera dilakukan dengan cepat.

Namun sesuai kabar yang beredar, bahwa awal mula Tim Cyber Crime dari Mabes Polri melakukan pelacakan IP sang peretas, sedikit terkecohkan karena IP yang ditemukan pertama kali adalah IP dari Texas, USA. Namun keberuntungan belum memihak Wildan dan akhirnya ketemulah IP yang sesungguhnya hingga kini dapat menjebloskan Wildan ke penjara.


2 komentar: